Viral! Jalan Kurun - Palangka Raya Macet, Pangkalima Bubut Bubarkan Angkutan PBS Batu Bara

    Viral! Jalan Kurun - Palangka Raya Macet, Pangkalima Bubut Bubarkan Angkutan PBS Batu Bara
    Gambar: Sosok Pangkalima Bubut, Saat Membubarkan Angkutan Batu bara di wilayah Sepang Kabupaten Gunung Mas

    GUNUNG MAS - Beredarnya video yang memperlihatkan seseorang bersama dua orang rekannya dengan membawa senjata yang diduga senjata  khas Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng), senjata Mandau beredar di beberapa group Whatshap dan pribadi media ini.

    Video yang berdurasi 56 detik itu dalam keadaan gelap gulita yang hanya diterangi oleh beberapa cahaya mobil yang tidak diketahui jenis dan merknya. Namun media ini berupaya mencari tahu terkait video tersebut.

    Berdasarkan hasil penulusuran, oknum orang tersebut salah satu aktivitis masyarakat adat Dayak Kalteng, salah satu ketua Organisadi Masyarakat (Ormas) Dayak yang peduli terhadap masyarakatnya. Pangkalima Bubut atau yang disapa biasa Budi HD. 

    Budi HD merupakan ketua Ormas Pasukan Borneo Bersatu Banama Kalteng (PBB KT) yang selama ini selalu hadir dalam mempertahankan adat istiadatnya di Bumi Tambun Bungai, Kalimantan Tengah.

    Dalam video tersebut, Budi terlihat memaki - memarahi para sopir angkutan batu bara yang sedang antri melewati tanjakan yang sering terjadinya macet. Diketahui di wilayah desa Pematang Limau Kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas, Kalteng.

     "Benar video tersebut saya pribadi saat mau pulang ke Palangka Raya, sesaat sebelumnya dari Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas, " katanya via Pesan Whatshap kepada media ini, Jumat  Tengah malam (11/08).

    Budi mengatakan bahwa tindakannya tersebut merupakan keprihatinan selama ini dan terbukti pada saat dirinya bersama rombongan mau pulang dari Kuala Kurun. Sejak siang hari, rombongannya terhalang oleh deretan angkutan Perusahaan Besar Swasta (PBS) Batu Bara yang sedang mengangkut muatannya dari wilayah Kabupaten Kapuas dan Gunung Mas menuju Stock file di kota Palangka Raya.

    Deretan truk - truk angkutan batu bara itu hingga tidak terhitung banyaknya , sehingga membuat arus lalulintas susah untuk melewatinya. Tentu hal ini membuat para pengguna lalulintas lainnya sangat kesal dan membuat keadaan bisa emosi bagi yang merasa dirugikan akibat angkutan tersebut.

    Dikatakannya agar pihak yang bertanggung jawab terhadap angkutan truk batu bara agar bisa memperhatikan keselamatan pengguna jalan lain. 

     "Pada saat itu saya merasa hal ini sangat merusak hubungan sosial masyarakat, akibat angkutan batu bara yang sudah jelas selama ini diributkan masyarakat Gumas, " terangnya.

    Budi mengatakan hal ini harus disikapi dari semua pihak, baik pemerintah pusat, Kalteng dan khususnya kabupaten Gumas. Jangan sampai masyarakat bertindak seperti beberapa waktu lalu untuk menahan angkutan - angkutan batu bara yang melewati didepan rumah mereka.

    Selain itu ungkapnya, banyak jalan - jalan yang baru saja diperbaiki oleh pemerintah kembali rusak setelah dilalui oleh angkutan armada batu bara yang hilir mudik.

     "Bahkan akibatnya, jalan - jalan yang sebelum adanya angkutan ini baik dan mulus, ini rusak parah dan banyak berlobang, " sebutnya.

    Pada kesempatan itu, disampaikannya bahwa agar pihak - pihak yang memang bertanggung jawab terhadap angkutan batu bara itu agar segera memperhatikan keselamatan pengguna jalan lain. 

    Dan melaksanakan apa yang pernah dijanjikan dan disepakati dulu dengan masyarakat terkait membuat jalan Koridor khusus dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat umum.

    Banyak yang dirugikan akibat angkutan truk batubara ini, jalan yang baru saja diperbaiki rusak kembali dan berapa dana yang telah dikeluarkan sia - sia.

     "Saya harapkan agar hal ini diperhatikan segera kepada semu pihak, jangan sampai masyarakat anarkis terhadap hal ini, " tutupnya.

    gunung mas
    Indra Gunawan

    Indra Gunawan

    Artikel Sebelumnya

    Keterwakilan Perempuan, DPC Partai Demokrat...

    Artikel Berikutnya

    Oknum Lurah di Manuhing Kab Gumas Resmi...

    Komentar

    Berita terkait